Galatea logo
Galatea logobyInkitt logo
Get Unlimited Access
Categories
Log in
  • Home
  • Categories
  • Log in
  • Get Unlimited Access
  • Support
Galatea Logo
Support
Werewolves
Mafia
Billionaires
Bully Romance
Slow Burn
Enemies to Lovers
Paranormal & Fantasy
Spicy
Dark
Sports
College
See All Categories
Rated 4.6 on the App Store
Terms of ServicePrivacyImprint
/images/icons/facebook.svg/images/icons/instagram.svg/images/icons/tiktok.svg
Cover image for Ratu Lycan

Ratu Lycan

Bab 4

Niya dan Diya sama-sama berdiri di sana dengan ekspresi terkejut. Niya menoleh ke saudara kembarnya sambil menyeringai. Aku menatap Carter, lalu ke Diya, dan tersenyum.

Aku bersyukur kepada siapa pun yang telah mengatur pasangan-pasangan jodoh ini. Sahabatku pantas mendapatkan jodoh yang luar biasa, dan dia telah mendapatkannya. Dan sepupuku beruntung memiliki Carter.

Saat aku melirik mereka berdua, mereka masih saling menatap. Sambil mendesah, aku mendorong Carter ke arah Diya. Dia jelas membutuhkan dorongan.

Carter memelototiku, dan aku tertawa sambil menunjuk ke arah sepupuku. Niya juga memberi Diya sedikit dorongan sebelum menghampiriku. Jodoh baru tampaknya membutuhkan sedikit privasi.

Niya memelukku, dan aku mengatakan kepadanya bahwa dia terlihat cantik.

Momen kami terganggu oleh Sophia dan Luke. "Yah, itu kejutan menyenangkan," kata Sophia.

Aku mengangguk dan tersenyum. Aku sangat senang bahwa Carter dan Diya adalah jodoh. Ketika aku berbalik, mereka mengobrol dan tersenyum.

Carter memegang tangan Diya, dan mereka menjadi pasangan yang lucu. Mungkin aku bias.

“Yah, nona-nona, aku harus meninggalkan kalian Aku perlu berbicara dengan beberapa yang lain,” kata Luke, mencium kening Sophia.

Kami melambaikan tangan ke arah Luke, dan Sophia menyeret Niya dan aku ke sebuah stan. Kami merasa nyaman, dan Niya mulai mengobrol tentang kehidupan kawanan.

Dia memberi tahu kami bagaimana sejak dia dan Diya memasuki usia 18 tahun, laki-laki yang belum kawin dari kawanannya akan mengikuti mereka ke mana-mana.

Mereka ingin menjadi jodoh dari salah satu gadis kembar itu karena ayah mereka adalah Beta dari kawanan mereka.

Niya memberi tahu kami betapa menjengkelkannya itu dan ada satu anggota kawanan yang tidak suka menerima penolakan.

Aku berkata kepada Niya bahwa mereka tidak akan mendekatinya hari ini karena dia bersama para lycan. Aku melirik Sophia untuk melihat reaksinya, tapi aku melihat ketegangan di wajahnya.

Di sekeliling, aku mendapati banyak lycan tampak tegang.

Mereka tampak berusaha ingin bahagia, tetapi sia-sia. Aku bisa merasakan ketegangan mereka, dan aku bertanya-tanya mengapa.

Kembali ke Sophia, aku ingin bertanya kepadanya, tapi ketegangan di wajahnya telah sirna. Aku melihatnya senang mengobrol dengan Niya.

Setelah berteman bertahun-tahun, aku tahu dia menyembunyikan fakta bahwa ada yang tak beres.

Sophia menghindari kontak mata denganku dan kemudian aku memutuskan untuk mengatakan sesuatu.

“Oke, apa yang mengganggumu? Jangan katakan tidak ada apa-apa, Sophia, karena aku sangat mengenalmu,” kataku sambil melipat tangan.

"Entah apakah itu berkah atau kutukan," gumam Sophia.

Aku mengangkat alisku, merasa bahwa dia berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Baiklah, akan kuberi tahu," Sophia mengalah.

“Yah, ada masalah besar tentang raja. Dewan alpha menyuarakan ketidaksenangan mereka tentang raja kita yang memerintah tanpa jodoh.

“Ini baru dua hari yang lalu, tapi jelas mereka sudah lama ingin mengatakan ini. Mereka mengeluh bahwa raja tidak stabil karena tidak memiliki jodoh, sepasang jodoh saling membantu agar tetap bijak.

“Tidak ada seorang pun di sisi raja saat dia membutuhkannya. Ini menjadi sangat buruk saat raja marah, dia harus ditahan.

“Ada ruangan khusus di mana dia dirantai untuk mencegah sifat lycan-nya keluar, jika tidak, lycan-nya akan menghancurkan segalanya.

“Dewan mengatakan ini berbahaya dan tidak aman bagi kerajaan, jadi mereka mengusulkan kesepakatan. Ada lycan wanita yang jodohnya manusia serigala, tapi jodohnya itu sedang sekarat.

“Karena mereka tidak pernah menandai satu sama lain, dewan berpikir bahwa mungkin bagi raja dan wanita ini untuk dijodohkan. Kurasa mereka tak tahu apa yang mereka bicarakan. Bagaimanapun, mereka manusia serigala.

“Raja kita akan menjalin hubungan yang dipaksakan. Lycan-nya tidak akan pernah menerima siapa pun kecuali jodohnya dan memaksakan perjodohan mereka bisa lebih berbahaya daripada dugaan dewan.”

Sophia berhenti sejenak untuk menghela napas.

Aku duduk terdiam lantaran syok; raja yang malang. Dia dipaksa berjodoh dengan orang lain. Tentu dia bisa saja menolaknya.

“Namun, tidak bisakah dia menolak? Bagaimanapun, dia raja,” kata Niya, menyuarakan pikiranku.

“Tidak, dia tidak bisa. Jika melakukannya, maka dia mengabaikan mayoritas alpha, dan bukan begitu seharusnya seorang raja.” Sophia menghela napas.

"Aku hanya tidak mengerti bagaimana para alpha bisa berharap itu darinya." Niya menggelengkan kepalanya.

“Yang menggangguku adalah jodoh raja ada di luar sana, dan dia dilahirkan untuk menjadi ratu. Wanita ini tidak demikian. Kami para lycan kesulitan menerima keputusan dewan. Kami dikenal sangat setia, jadi kami tidak dapat memahami fakta bahwa raja kami harus dijodohkan dengan orang lain selain jodoh sejatinya. Ini gila.” Sophia menggelengkan kepalanya.

“Aku merasa sangat bersalah terhadap raja. Dia melakukan semua ini hanya untuk menenangkan para alpha.” Aku menghela napas. Entah mengapa hatiku sakit.

Sophia mengangguk setuju. Dia lalu secara singkat menyebutkan bahwa raja belum keluar dari kamarnya sejak perjodohan itu dibahas.

Sophia mengatakan raja memiliki seluruh lantai untuk dirinya sendiri, tetapi tidak keluar dari kamarnya sekali pun.

Dia curiga raja merasa bersalah tentang perjodohan yang diatur ini karena kemungkinan raja merasa seolah-olah dia mengkhianati jodohnya.

Niya berharap raja bisa segera menemukan jodohnya. Sophia mengatakan salah satu tujuan pesta ini agar raja bisa menemukan jodohnya.

Sejauh ini, raja belum beruntung, jodohnya terlalu muda, dia manusia, atau dia sudah mati.

Aku berharap nasib tidak terlalu kejam untuk raja kita yang malang bahwa jodohnya sudah mati bahkan sebelum mereka bertemu. Kami serta-merta mengalihkan topik pembicaraan ke hal-hal lain.

Niya menyebutkan keinginannya menemukan jodohnya secepat mungkin untuk menghindari anggota kawanannya yang bernafsu terhadapnya.

Karena Diya menemukan jodohnya, dia sekarang akan keluar dan bergabung ke kawananku. Ini berarti Niya akan ditinggalkan bersama laki-laki dari kawanannya.

Aku tahu gadis-gadis itu ingin bertanya tentang Hunter, jadi kubilang aku tidak ingin membicarakannya. Hunter telah menemukan jodohnya, dan aku ingin melanjutkan hidupku.

Sophia bertanya apakah aku ingin dia menakut-nakuti Hunter, dan aku tertawa, tetapi menolaknya. Tiba-tiba suasana berubah; ketegangannya bisa dirasakan.

Serigalaku mulai menyelidik, aku memandang sekeliling. Semua lycan terfokus pada seseorang yang berjalan menaiki tangga.

Serigalaku mulai marah, dan aku tidak tahu mengapa. Aku meraih meja untuk menahan perubahan wujudku.

Tidak pernah dalam hidupku aku merasa semarah ini sebelumnya, dan aku tidak pernah berubah wujud karena serigalaku tak mampu mengendalikan dirinya, dan aku tidak sanggup mengendalikannya.

"Itu dia. Si lycan wanita, Savanah,” bisik Sophia.

Aku memandangi Savanah yang dengan tenang berjalan menaiki tangga seolah-olah tidak menyadari semua tatapan kotor dan dingin yang tertuju kepadanya.

Dia sangat cantik. Rambut pirang panjangnya tergerai bergelombang di punggungnya, dan dia mengenakan gaun hitam anggun yang sangat cocok untuknya.

Aku merasakan naluri serigalaku bergejolak lagi, dan kutarik napas dalam-dalam untuk menenangkan serigalaku. Para lycan menatap Savanah dengan jijik, tapi dia mengangkat kepalanya tinggi-tinggi seraya menghilang.

"Dia mungkin pergi menemui raja," kata Sophia, mendesah.

Begitu dia mengatakannya, serigalaku menggeram. Aku merasa amarahnya menguasaiku. Aku tahu aku harus pergi dari sini secepat mungkin.

Dengan sigap, aku berdiri dan, tanpa berkata apa-apa, bergegas keluar dari istana mencari udara segar. Aku akhirnya duduk di bangku dekat taman.

Kupejamkan mataku, mencoba menenangkan serigalaku. Ini bukan waktu atau tempat untuk berubah wujud; aku harus mengendalikan serigalaku.

Setelah duduk sejenak, aku berhasil menenangkan serigalaku. Dia tidak senang denganku. Aku mengenalnya, tetapi yang tidak aku ketahui adalah mengapa dia bertingkah seperti ini.

Aku memiliki hubungan sangat baik dengan serigalaku. Aku merasa kami saling memahami dan memiliki hubungan baik. Tidak biasanya dia seperti ini.

Mungkin dia merasa kesal dan marah karena kondisi raja; dia mungkin telah menangkap kemarahan lycan Sophia.

Mereka dekat sebelum dia menjadi lycan juga, jadi mungkin itu sebabnya dia bereaksi sebegitu kuat.

Kuputuskan lebih baik aku di luar saja untuk menghirup udara segar. Aku tidak ingin mengambil risiko serigalaku marah lagi. Aku tidak yakin apakah aku bisa mengendalikan wujudku jika dia marah lagi.

Namun, ada yang tak beres. Serigalaku bereaksi sebegitu kuat, itu tidak sesuai dengan diriku.

Apa yang salah denganku?

Continue to the next chapter of Ratu Lycan

Discover Galatea

Para Penunggang TyrYakin MemilihmuSelamanyaPrajurit ToriaAlpha Perusak Rumah Tangga

Newest Publications

Serigala MileniumMerasa DibakarAkhir PerjalananAsisten Sang Miliarder TeknologiBerahi Tak Terkendali